Bienvenue sur mon blog..
Merci pour visiter..


Sabtu, 30 Juli 2011

Aku Ingin Menjadi Penulis

Aku ingin menjadi penulis. Jadi, begitulah. Meskipun keinginan itu sempat terbenam, tetapi layaknya sang surya dia terbit lagi. Dan yang menyenangkan, itu terjadi di saat yang tepat, meskipun sedikit terlambat juga. Aku harap, dia tak akan menjadi sang surya lagi setelah terbitnya dan aku akan menjaganya untuk tetap hidup di dalam keseharianku. Meskipun tidak akan selamanya menyala berkobar, tetapi menyala redup asalkan tidak akan padam itu sudah cukup. Tentu saja hanya sebatas cukup, karena itu hanya harapan terakhir ketika aku kehilangan daya untuk mempertahankannya.

Menulis meskipun terkadang bisa menjadi sangat membosankan ketika kita kehilangan 'wangsit', tetapi hal paling membosankan sekalipun bisa menjadi menarik ketika kita menuliskannya. Lho?! Benar! Sungguh, menulis itu seperti memberikan arti terhadap sesuatu. Jadi ketika kita menilai sesuatu hanya dengan 'membaca'-nya, kupikir itu hanya akan memberi setengah arti. Sementara ketika kita kemudian 'menulis'-nya, coba saja dan kau akan memperoleh arti yang sepenuhnya, well, paling tidak 90% ke atas. Kalau ternyata kau gagal membuktikannya, mungkin kau salah mencoba, tetapi jika kau merasa benar, kau tinggal tidak perlu mempercayaiku dalam hal ini. Well, hanya dalam hal ini, karena dalam hal lainnya mungkin aku menyampaikan hal yang benar. :p

Dan aku pertama kali ingin menjadi penulis ketika aku duduk di kelas 5 SD. Saat itu aku senang sekali membaca novel, berusaha menghabiskannya dalam waktu yang singkat, well, tetapi bukan dengan cara dimakan tentu saja. Saat itu juga aku mulai mencoba menulis cerpen, bahkan aku menyediakan sebuah buku tulis tersendiri untuk menuliskan cerita-cerita kecil karanganku yang masih polos. Hahaha.

Lalu aku menemukan buku Kecil Kecil Punya Karya di perpustakaan sekolah. Setelah membaca, aku tertarik untuk bisa membuat hal serupa dan aku mengirimkan cerita-ceritaku. Tetapi Dewi Fortuna mungkin belum bersahabat denganku saat itu. Benar saja, naskahku ditolak. Dan aku sedih tentu saja. Aku sempat bertanya-tanya apakah ceritaku jelek, padahal dari yang pernah kubaca, ada cerita yang lebih buruk dari milikku. :p Tetapi saat itu aku belum mengerti bagaimana seharusnya kita menulis. Mungkin aku masih terlalu kekanakan untuk memahaminya, dan kini aku merasa sudah sedikit lebih baik.

Aku terus menulis, meskipun terbilang jarang. Tetapi, paling tidak aku tidak memadamkannya. Saat SMP tahun kedua, aku mendapatkan beberapa teman yang satu hobi. Kami sama-sama senang menulis, mengarang cerita. Saat itu ide seakan-akan mengalir deras sampai-sampai tak ada satu ceritapun terselesaikan dan akhirnya kini entah ke mana. Hahaha. Dan tahun ketiga adalah puncaknya, ketika aku mulai memfokuskan diri pada satu cerita dan mulai merencanakan sekuel. Saat itu sekuel novel Twilight sedang booming dan tentu saja aku terinspirasi dari sana. Aku merencanakan sebuah sekuel novel tentang vampir setengah manusia yang dicintai oleh seorang vampir murni. Tetapi gadis vampir setengah manusia yang pernah diselamatkan oleh seekor serigala jadi-jadian itu kemudian bertemu dengan sang penyelamatnya dan mereka saling jatuh cinta. Gadis itu tentu saja merasa sangat tidak enak kepada si vampir murni yang mencintainya setulus hati, selalu berusaha melindunginya, selalu berusaha tidak menyakitinya, hingga dia bersedia bersahabat dengan sang serigala. Dan pada intinya, aku sudah tidak ingat bagaimana alur ceritanya kemudian. Secara garis besar begitu, sepertinya sudah terlihat bagaimana ceritaku itu sangat plagiat. Hahaha. Tetapi lumayan lah, paling tidak di sana aku berusaha memasukkan unsur-unsur ilmiah. Sungguh, kejadian dan awal mula vampir di ceritaku itu aku kaitkan dengan sebuah percobaan ilmiah yang gagal dan akhirnya membentuk spesies baru yang disebut vampir itu.

Well, kemudian sejak SMA, aku mulai kehilangan itu. Aku mulai meninggalkan tulisan-tulisan, juga bacaan-bacaan. Dan masa-masa itu aku akui, aku merasa hampa, meskipun seringkali aku mampu mengabaikannya. Tetapi ketika aku mulai merasakan getar aneh dalam perasaanku dan sebuah magnet dari tahi lalat di pinggir mata mengaitkan pesonanya di hatiku, aku menemukan kembali serpihan diriku yang sempat hilang. Wakakakak. Tetapi benar saja, Bintang Lima, pria yang telah merebut hatiku dari genggaman eratku, memang telah memberiku banyak inspirasi. XD

Dan aku kembali memantapkan cita-citaku untuk bisa menjadi penulis. Aku akan terus mencoba, meskipun tulisanku juga tidak begitu bagus, tetapi tidak ada yang tidak mungkin ketika kita benar-benar bertekad, melakukan usaha sebaik-baiknya, serta berdoa dengan sungguh-sungguh. Ya Tuhan, hamba berharap, sungguh berharap, Kau merestui keinginanku. Jadikanlah ini yang terbaik dalam hidupku. Kalaupun tidak, berilah ganti yang lebih baik dan buatlah hamba mampu menikmatinya, Ya Tuhan. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar