Bienvenue sur mon blog..
Merci pour visiter..


Jumat, 29 Juli 2011

Hidup Juga Butuh Skenario

Jika kau pernah mengira bahwa memiliki rencana dalam hidup, mengatur segala sesuatunya dengan kesan yang berlebihan, dan membuat prediksi atau semacamnya tidaklah penting, membuang-buang waktu, maka apakah ketika kau terlalu terlena dengan waktu yang kau jalani saat ini sampai-sampai kau tak mengerti apa yang lebih baik untuk kau lakukan di esok hari atau esoknya lagi itulah yang terbaik?

I don't think so, even never.

Mimpi, ambisi, dan obsesi. Mereka hidup dengan leluasa dalam dunia mimpi. Berkuasa di sana. Terkadang bahkan mungkin berkali-kali kita mengunjungi dunia mereka, menyapa mereka, berkawan hingga bersahabat dengan mereka. Maka suatu saat kita akan butuh kembali ke dunia kita. Dan ketika kembali, apakah hubungan kita kepada mereka mampu bertahan? Apakah dengan kembali ke dunia nyata kita tetap mampu memiliki mereka? Jika hanya memiliki, hampir sebagian besar ya. Tetapi bagaikan memiliki teman tetapi tak pernah berinteraksi, itu sama saja nihil. Lantas, berinteraksi dengan mimpi? Dengan ambisi? Dengan obsesi?

Mereka bukanlah sosok yang menakutkan, yang akan mampu membuatmu paranoid. Tidak. Merekalah skenario dalam hidupmu. Mereka adalah tujuan, hanya saja mereka itu istimewa. Mereka butuh diperlakukan secara tepat. Mimpi : bunga tidur? Bukan! Bukan itu! Yang kumaksud di sini adalah mimpi sebagai keinginan, suatu hal yang belum kita alami atau miliki, dan sebagainya. Lalu ambisi, ini memiliki tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan mimpi, maka ketika kita menjumpainya kita akan mulai memetakan langkah-langkah, menyusun rencana-rencana. Dan obsesi, kupikir di sini kita akan berada di titik yang sedikit rawan. Ketika kita tidak mampu mengendalikan mimpi dan ambisi, membiarkan mereka keluar dari jalan menuju tujuan yang sesungguhnya. Well, benar saja, tujuanpun tidak selamanya baik. Tetapi sebenarnya, sebelum menentukan langkah, tentu saja kita harus berpikir sehat terhadap apa yang menjadi tujuan kita sebenarnya. Tenang saja, kita adalah manusia yang hakikatnya senantiasa berada dalam kebenaran, maka pastinya kita akan selalu mampu melihat tujuan dari sisi yang baik, meskipun memang sedikit susah. Tetapi kali ini aku tidak ingin membahas itu, saat ini yang terpenting adalah skenario.

Well, kembali kepada obsesi. Di sini jalan yang kita tempuh semakin bercabang. Jika pada saat kita bermimpi, kita melihat satu jalan terang, suatu jalan besar yang penuh cahaya, dan pada saat kita berambisi, mulai terlihat sisi gelap dan cabang-cabang yang beragam, maka saat kita terobsesi, keadaan benar-benar seperti benang kusut. Di sinilah bagaimana kita akan berpikir rasional tidak hanya dengan logika, tetapi juga dengan perasaan.

Dan skenario. Itu dia, seperti halnya skenario film, skenario dalam hidup kita juga sebaiknya fleksibel. Tidak sepenuhnya berpacu pada tujuan awal. Waktu selalu berubah, tetapi bukan berarti perubahan akan menjerumuskan ke arah yang tidak baik. Maka skenario benar-benar penting.

Aku sangat mengerti bagaimana aku membutuhkannya, meskipun hampir selalu skenario yang telah kurancang terkalahkan oleh suatu kejadian insidential. Di sanalah aku mengerti bahwa aku tidak sungguh-sungguh dalam melakukan skenarioku. Tetapi tentu saja, jika tanpa skenario, apa yang kualami justru akan lebih buruk.

Perancangan yang matang dan koordinasi yang baik. Meskipun hanya skenario pribadi, kita juga butuh untuk memiliki koordinasi dengan nyali. Well, sebenarnya ada lagi selain nyali, tetapi aku tak tahu apa yang kumaksud dengan selainnya itu.

Jadi, kurasa aku terlalu berputar-putar dalam menyampaikan semuanya. Aku akan memberi contoh saja, ketika aku ingin memberikan sekotak cokelat kepada seseorang kusukai, tentu saja aku butuh skenario. Aku butuh suatu rencana, yaitu kapan dan bagaimana aku akan memberikannya, juga rencana cadangan jika aku tak mampu melakukan rencana utama. Meskipun apapun bisa terjadi secara tiba-tiba, tetapi tanpa skenario, apa yang terjadi tidak akan lebih baik. Sungguh, percayalah. Aku mengalaminya. Tetapi tentu saja, terkadang tidak semua hal mampu kupikirkan dengan sangat baik dan perbedaan persepsi bukanlah sesuatu yang akan kuhindari. Jadi aku yakin pemikiranku ini tidak sepenuhnya benar.

Dan dalam ujian, suatu hal yang secara periodik tentu saja hampir selalu dihadapi oleh seorang pelajar sepertiku. Tanpa mempersiapkan apapun, peluang untuk berhasil akan lebih kecil, meskipun suatu hal yang tidak terduga memang terkadang terjadi lebih sering daripada yang sering kita pikirkan. Tetapi tentu saja, ketika kita memiliki skenario dan menghadapi hal yang tak terduga, paling tidak kita akan mampu mengatasinya dengan lebih baik dibandingkan jika kita tidak memiliki rencana atau skenario.

Jadi, aku sudah lelah menulis sampai di sini. Dan jika kalian yang kebetulan membaca postingan ini ingin membahasnya lebih lanjut, silakan memberikan komentar.

Dan ini semua hanya sebatas pemikiranku, dan aku tidak sepenuhnya benar. Kita sama-sama manusia, kita hanya perlu saling mengingatkan. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar